Pariwisata Gorontalo Mulai Unjuk Gigi
Bisnis.com, GORONTALO - Tak ingin sekadar dikenal sebagai provinsi lumbung jagung, Gorontalo kini mulai unjuk gigi di sektor pariwisata.
Sejumlah
atraksi digelar demi menarik minat pengunjung. Bila berjalan rancak,
pengembangan pariwisata diperkirakan bakal memberikan sumbangsih
terhadap pertumbuhan ekonomi 0,57% per tahun.
Semilir angin
berembus pelan malam itu di Pantai Kurenai, Senin (8/5/2017). Walau bak
hembusan nafas, angin sepoi-sepoi mampu mengangkat ratusan lampion
kertas ke udara. Walhasil, lampion yang menggantung di langit menjadi
sumber pelita di Kurenai.
Pelepasan lampion ke udara merupakan
puncak acara Festival Kirab Nusantara 2017 yang dihelat Dinas Pariwisata
Gorontalo. Festival itu, walau sehari turut menyulut suasana pantai
yang biasanya sunyi. Sebanyak 400 turis asal China juga turut mampir.
Bisnis sempat melewati Kurenai, tanpa menoleh sama sekali di pertengahan Maret 2017 lalu.
Pantai
yang berjarak 10 km dari pusat kota itu terletak di sisi Jalan RE
Martadinata, ruas jalan yang menghubungkan Kota Gorontalo dengan
Kabupaten Bone Bolango.
Alih-alih ada penanda, Pantai Kurenai
malah terhalang semak dan kebun kira-kira seluas empat hektare di sisi
jalan. Jadi harap maklum bila penyintas abai terhadap tempat ini.
Sesungguhnya,
suasana Pantai Kurenai sangat asyik ; debur ombak yang lembut berpadu
dengan gradasi rona air laut sangat memanjakan mata. Saat gelap tiba,
Kurenai bisa menduplikasi suasana Jimbaran atau Seminyak di Bali yang
sudah tersohor.
Resma Kabakoran, Plt Kepala Dinas Pariwisata
Gorontalo mengatakan, Pantai Kurenai merupakan salah satu destinasi
wisata yang bakal dibenahi tahun ini.
Secara keseluruhan, saat ini
ada 96 destinasi wisata Gorontalo yang sudah terdata. Sebagian besar
destinasi merupakan objek wisata bahari, baik pantai maupun panorama
bawah laut.
"Pantai [Kurenai] ini menjadi pengembangan wisata yang
ada di Gorontalo, pantainya indah, ada spot diving dan tempat kapal
tenggelam. Tapi ada beberapa [fasilitas] yang perlu ditambah," jelasnya
kepada Bisnis.
Secara umum, destinasi wisata memerlukan tiga unsur
agar layak dikunjungi wisatawan, yakni akses, atraksi, dan amenitas. Di
Kurenai, akses dan amenitas menjadi pekerjaan rumah yang perlu
dituntaskan.
Saat ini, angkutan umum yang tersedia untuk tiba di
Kurenai hanya bentor atau becak motor. Bis perintis memang melintas,
tapi hanya muncul sesekali. Oleh karena itu, Pemprov Gorontalo berencana
membuka layanan bus antarjemput atau shuttle ke beberapa destinasi wisata, termasuk Kurenai.
Selain
akses, fasilitas penunjang atau amenitas juga bakal dibangun. Di
Kurenai --yang dahulu merupakan area pabrik pengolahan ikan milik
perusahaan asal Jepang-- fasilitas itu memang minim. Belum ada kafetaria
dan penginapan. Fasilitas parkir pun tampak ala kadarnya meski lahannya
cukup luas.
Resma mengimbuhkan, pembangunan fasilitas destinasi
wisata di Gorontalo bakal diutamakan untuk lokasi-lokasi yang belum
digarap oleh swasta.
Hingga saat ini, sejumlah investor memang
sudah menggarap beberapa destinasi. Pulau Saronde, misalnya dikelola PT
Gorontalo Alam Bahari dan Pulo Cinta Eco Resor yang dikelola PT
Mercusuar Persada Indonesia.
Pulau Saronde dan Pulo Cinta kini
tengah hit di kalangan para pelancong. Eksotisme serupa Maladewa manjadi
daya pikat dua pulau itu.
Guna menarik banyak pengunjung, berbagai festival bakal digelar.
Pada
Mei 2017 saja, Bisnis mencatat ada tiga festival yang digelar di
Gorontalo, yakni Festival Danau Perintis, Festival Kirab Nusantara, dan
Festival Pesona Otanaha.
Resma menuturkan, pada medio September
2017 dan Oktober 2017 Pemprov Gorontalo bakal menggelar dua festival,
yakni Festival Pulau Saronde dan Festival Danau Limboto.
"Di Festival Pulau Saronde, nanti ada dua cruise dan 30 yacth dari Melbourne yang merapat. Kami akan terus promosi event ini," tukasnya.
Dengan
beragam festival yang digelar dan juga promosi destinasi, sepanjang
tahun ini, Gorontalo membidik kedatangan turis asing sebanyak 30.000
turis atau empat kali lipat dibandingkan realisasi sepanjang 2016.
Secara
keseluruhan, total kunjungan turis ke Gorontalo pada 2016 mencapai
367.000 atau tiga kali lipat dari target sebanyak 120.000.
Pjs
Gubernur Gorontalo Zudan Arif Fakrulloh mengatakan sektor pariwisata
memang bakal menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ekonomi provinsi berjuluk
Serambi Madinah tersebut.
"Potensi-potensi [pariwisata] ini jangan berhenti di potensi, tapi harus diubah menjadi produk yang bisa dijual," ujarnya.
Selain
mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertanian, dampak turunan
dari industri pariwisata bisa lebih cepat dibandingkan pengembangan
potensi di sektor lain.
Untuk diketahui, 40% dari produk domestik regional bruto atau PDRB Gorontalo disumbang sektor pertanian.
Bank
Indonesia dalam laporannya menilai, sektor pariwisata menjadi salah
satu yang berpotensi menjadi ladang uang baru bagi Gorontalo.
Menurut
BI, pengembangan pariwisata berpotensi memberikan dampak peningkatan
pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun sebesar 0,57%. Di kuartal
I/2017, laju ekonomi Gorontalo tumbuh 7,27%.
Dengan kata lain, kelak pariwisata bisa menjadi motor pertumbuhan baru bila pengembangan pariwisata berjalan sesuai rencana.
Semoga ikhtiar yang ditanam bisa menuai hasil sepadan.
Komentar
Posting Komentar